Tidak semua orang siap menghadapi kenyataan pahit dalam hidup, apalagi ketika harus berjuang sendirian. Namun, ada sosok yang bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang—Pro Idha, seorang wanita tangguh yang tidak pernah menyerah pada keadaan.
Perjalanannya penuh liku, dari bekerja sebagai karyawan farmasi, berjualan sandal bekas, hingga akhirnya menemukan jalan suksesnya sendiri. Namun, di balik kesuksesan itu, ada begitu banyak air mata, pengorbanan, dan perjuangan yang harus dilaluinya.
Ketika Hidup Tak Seindah yang Dibayangkan

Pro Idha memulai kariernya di sebuah perusahaan farmasi pada tahun 2006. Empat tahun kemudian, ia menikah, dan pada 2011, lahirlah buah hatinya. Namun, kehidupan rumah tangga tidak berjalan mulus. Ia sering bertengkar dengan suaminya, dan tak jarang ia ditinggalkan sendirian di kontrakan kecil di Cengkareng.
Saat anaknya masih berusia lima bulan, ia menghadapi tantangan besar. Sang buah hati mengalami gangguan pencernaan dan harus rutin berobat ke rumah sakit. Dengan penghasilan pas-pasan dan minimnya dukungan dari suami, Pro Idha harus memutar otak agar bisa tetap bertahan dan memberikan yang terbaik untuk anaknya.
Dari Sandal Bekas ke Kota Tua

Peluang pertama datang dari obrolan ringan dengan seorang teman. Ia mengetahui bahwa sandal bekas hotel bisa dijual kembali, dan dengan modal minim, ia mencoba peruntungannya.
Awalnya, ia malu dan ragu. Namun, ia tahu tidak ada pilihan lain. Dengan tekad bulat, ia mulai menjual sandal bekas di Kota Tua, meskipun harus membawa anaknya yang masih bayi. Siang ia bekerja sebagai karyawan, malamnya berjualan. Bahkan, demi menjaga harga dirinya, ia merahasiakan pekerjaannya ini dari keluarga.
Seiring waktu, usahanya mulai berkembang. Ia menambah produk seperti sandal karet, terompet tahun baru, hingga karpet karakter. Meski lelah, ia bertahan karena tahu ada kehidupan yang harus ia perjuangkan.
Peluang Baru: Beralih ke Dunia Event Organizer
Titik balik terjadi ketika ia mendapatkan kesempatan menjadi vendor penyedia SPG untuk perusahaan rokok terkenal. Dari sini, ia mendirikan Bless Entertain, sebuah bisnis event organizer. Dengan ekonomi yang lebih stabil, ia meninggalkan bisnis jualan sandal dan mulai membangun kehidupannya kembali. Namun, meskipun keuangannya membaik, Pro Idha tetap tidak ingin bergantung sepenuhnya pada suami.
Ketika Dunia Seakan Berhenti Berputar
Namun, hidup kembali mengujinya. Anak Pro Idha semakin sering sakit, dan karena terlalu sering izin kerja, ia akhirnya memutuskan untuk resign. Ia berharap suaminya bisa menanggung kebutuhan keluarga, tapi kenyataan berkata lain.
Ia pun bekerja di perusahaan retail, namun kembali harus keluar karena tuntutan pekerjaan yang ketat. Hingga akhirnya, saat berkunjung ke toko kue murah untuk membeli kue ulang tahun anaknya, ia melihat ada lowongan kerja. Dengan iseng ia melamar, dan diterima.
Di tengah kesulitan, ia terus berusaha mencari peluang, hingga akhirnya berjualan kue sebagai penghasilan tambahan. Namun, rumah tangganya tidak bisa diselamatkan. Perceraian menjadi jalan yang tak terhindarkan.
Jatuh, Bangkit, dan Menemukan Cinta Kembali

Di tengah perjuangannya sebagai ibu tunggal, ia bertemu kembali dengan Pro Hariadi, yang saat itu juga telah bercerai. Mereka menikah dan memulai hidup baru. Suaminya memilih resign dari pekerjaannya sebagai driver mobil boks dan membuka usaha Fortune Car Interior. Kini, usaha mereka berkembang pesat dengan beberapa karyawan.
Mie Ayam Goceng: Sebuah Ide Kecil yang Meledak
Ide bisnis kembali muncul dari kejadian sederhana. Saat melihat keponakannya kesulitan mengumpulkan uang hanya untuk membeli mie ayam, Pro Idha tergerak untuk membuka usaha mie ayam dengan harga terjangkau: hanya Rp5.000 per porsi.
Awalnya, ia ragu. Namun, ternyata mie ayamnya laris manis. Bahkan, orang-orang dari daerah lain rela datang untuk mencobanya. Melihat peluang ini, ia menambahkan menu lain seperti kebab dan burger goceng. Hasilnya? Meledak!
Bergabung dengan Prommunity: Titik Balik Hidup

Di tengah kesibukannya mengelola berbagai usaha, suaminya bergabung dengan komunitas Prommunity. Awalnya, Pro Idha tidak tertarik. Ia mengira komunitas ini hanya sekadar tempat kumpul-kumpul biasa.
Namun, setelah menghadiri acara Fun Race di Senayan dan pertemuan di Batu, ia mulai melihat sesuatu yang berbeda. Prommunity bukan sekadar komunitas bisnis, tetapi tempat di mana ia bisa belajar banyak hal tentang kecerdasan emosional, finansial, sosial, hingga kepemimpinan.
Sejak bergabung, Pro Idha semakin berkembang, tidak hanya sebagai pebisnis tetapi juga sebagai individu yang lebih kuat dan percaya diri.
Pelajaran dari Kisah Pro Idha
Rekaman Live Instagram bersama Pro Idha dapat disimak pada video berikut ini:
Kisah Pro Idha mengajarkan bahwa hidup tidak selalu berjalan sesuai rencana, tetapi selalu ada jalan bagi mereka yang mau berjuang. Keberanian untuk mengambil langkah, mencari peluang, dan terus belajar adalah kunci untuk bangkit dari keterpurukan.
Jika Anda merasa terjebak dalam kesulitan, mungkin yang Anda butuhkan adalah lingkungan yang mendukung dan ilmu yang tepat. Di Prommunity, Anda bisa belajar cara membangun bisnis, mengelola keuangan, dan mengembangkan pola pikir sukses dengan lebih terstruktur dan mendalam.