Pernahkah Anda merasa mendengar sebuah cerita atau pidato yang begitu menyentuh sehingga seolah-olah itu berbicara langsung kepada hati Anda? Terkadang, kata-kata bisa menjadi kekuatan yang luar biasa. Tidak hanya menginspirasi, tetapi juga mampu menggerakkan seseorang untuk bertindak.
Jika Anda ingin belajar bagaimana cara berbicara yang bisa mempengaruhi dan mengarahkan orang lain, baik itu di panggung besar, rapat perusahaan, atau presentasi Zoom, ada satu rahasia yang perlu Anda ketahui: Sampaikan masalah dulu, kemudian dramanya, dan baru berikan solusi. Ini adalah formula yang saya ajarkan kepada para member Prommunity dan terbukti ampuh dalam berbagai situasi.
Kenapa Masalah Lebih Menarik dari Solusi?
Pernahkah Anda melihat iklan dengan judul yang memancing rasa penasaran, seperti “Kabar Buruk bagi Anda yang Ingin Membangun Bisnis”? Tentu saja, banyak orang yang langsung tertarik, bahkan sebelum mengetahui apa solusi yang ditawarkan. Mengapa? Karena kita, sebagai manusia, sering kali lebih tertarik pada masalah dan drama dibandingkan dengan solusi itu sendiri.
Sebenarnya ini bukan hal yang aneh. Menurut data yang valid, sekitar 95% orang lebih cenderung fokus pada hal negatif. Mereka lebih tertarik pada tantangan, kesulitan, dan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu, dalam public speaking, baik itu presentasi, rapat, atau bahkan video iklan, Anda harus memulai dengan masalah yang menggelitik perhatian audiens.
Contoh sederhana: “Saya punya kabar buruk bagi Anda yang ingin membangun bisnis. Ternyata membangun bisnis itu tidak dipengaruhi oleh seberapa bagus strategi marketing kita.” Dalam satu kalimat ini, kita sudah menarik perhatian orang, karena langsung menghadirkan masalah besar yang mengundang rasa penasaran.
Menghadirkan Drama: Membuat Orang Merasakan Masalah Itu

Setelah memperkenalkan masalah, langkah berikutnya adalah menambahkan drama. Drama yang dimaksud bukanlah drama yang dibuat-buat, tetapi cerita yang menyentuh hati. Ini adalah bagian yang memungkinkan audiens merasakan betapa pentingnya masalah yang sedang dibicarakan.
Saat kita mengajak audiens untuk membayangkan sebuah situasi, kita langsung menciptakan visualisasi yang sangat kuat di pikiran mereka. Ini adalah cara yang sangat ampuh untuk menyentuh hati mereka, karena setiap orang akan langsung merasa terhubung dengan perasaan yang disampaikan.
Solusi: Memberikan Jalan Keluar yang Membawa Harapan
Setelah memperkenalkan masalah dan menyampaikan dramanya, langkah terakhir adalah menawarkan solusi yang bisa memberikan harapan. Inilah yang akan mengarahkan audiens untuk bertindak, karena mereka merasa bahwa ada jalan keluar dari masalah yang telah Anda hadapi bersama mereka.
Jadi, setelah membangkitkan rasa penasaran dan emosi audiens, berikan mereka solusi yang relevan dan konkret. Ini adalah saat di mana mereka merasa bahwa ada harapan, dan mereka pun siap untuk mendengar lebih lanjut.

Contoh Praktik Komunikasi
Misalkan Anda sedang berbicara tentang pentingnya keuangan pribadi. Sebagai contoh, Anda bisa mulai dengan:
- Masalah: “Tahukah Anda bahwa hampir 70% orang di Indonesia tidak memiliki dana darurat? Jika terjadi bencana atau keadaan darurat, mereka tidak siap dan akhirnya terjebak dalam utang.”
- Drama: “Bayangkan seorang ibu yang sudah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, namun tiba-tiba rumahnya kebanjiran, dan dia tidak punya dana darurat untuk memperbaiki rumahnya. Itu adalah realita yang terjadi pada banyak orang.”
- Solusi: “Tapi, ada cara untuk menghindari hal ini. Dengan merencanakan dan mempersiapkan keuangan kita sejak dini, kita bisa mengatur dana darurat yang akan menyelamatkan kita dari kejadian-kejadian tak terduga.”
Di sini, Anda sudah menggunakan masalah, drama, dan solusi untuk menarik perhatian audiens dan mengarahkan mereka untuk bertindak sesuai dengan pesan Anda.
Mengapa Formula Ini Begitu Ampuh?
Formula “Masalah, Drama, Solusi” sangat efektif karena berbicara langsung ke dalam pikiran dan perasaan audiens. Ketika kita berbicara di depan publik, kita tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga mengajak audiens untuk merasakan apa yang kita rasakan. Mereka tidak hanya mendengar kata-kata, tetapi mereka merasakan cerita yang kita sampaikan.
Berbicara di depan publik bukan hanya soal berbicara dengan percaya diri, tetapi juga memahami bagaimana cara membangun koneksi emosional dengan audiens. Inilah yang disebut dengan Social Intelligence atau kecerdasan sosial, yang diajarkan lebih lengkap dan terstruktur dalam kurikulum Prommunity.
Di Prommunity, kita tidak hanya mengajarkan cara berbicara yang efektif, tetapi juga mengajarkan bagaimana memahami audiens, bagaimana mengatasi rasa takut berbicara, dan bagaimana menggunakan teknik-teknik komunikasi yang membuat pesan Anda tiba di hati audiens.

Kesimpulan: Menguasai Komunikasi yang Mengubah Hidup
Untuk bisa menguasai panggung dan audiens Anda, ingatlah untuk selalu mengikuti formula masalah, drama, solusi. Jangan takut untuk menyampaikan masalah dan dramanya terlebih dahulu, karena itu akan membuka pintu untuk solusi yang Anda tawarkan. Jika Anda ingin berbicara dengan lebih efektif dan mempengaruhi banyak orang, belajar dan menguasai social intelligence akan memberikan Anda keunggulan yang luar biasa.
Jika Anda ingin belajar lebih lanjut tentang bagaimana mengasah keterampilan ini, bergabunglah dengan Prommunity, tempat di mana Anda bisa belajar dan berlatih komunikasi yang mengarah pada perubahan nyata. Di Prommunity, Anda akan mendapatkan pembelajaran yang lebih mendalam dan terstruktur tentang bagaimana menggunakan keterampilan komunikasi untuk mengubah hidup Anda dan orang-orang di sekitar Anda.
Ingat, berbicara bukan hanya soal memberi informasi. Ini tentang membuat orang merasakan pesan Anda, dan setelah itu, mengarahkan mereka untuk bertindak. Jadi, apakah Anda siap untuk menjadi seorang komunikator yang mempengaruhi dunia?