Rule: Menentukan Standar Kebahagiaan, Kesuksesan, dan Kekayaan dalam Hidupmu

    Saat belief terbentuk, kita memerlukan seperangkat aturan sebagai jembatan komunikasi yang menghubungkan belief kita dengan dunia luar.

    Rule juga disebut sebagai Threshold Belief. Ini adalah seperangkat aturan yang membantu kita mengetahui “apakah kita sudah menerima suatu nilai tertentu?” Threshold Belief atau rule juga berfungsi sebagai tolok ukur keberhasilan kita dalam mencapai nilai atau tujuan yang kita inginkan dalam hidup. Banyak orang yang tampak sukses, tetapi tidak merasa bahagia karena mereka tidak menetapkan standar yang jelas untuk mengukur kesuksesan mereka.

    Sebagai contoh: kebebasan finansial adalah nilai yang penting bagi kita.

    Pertanyaan untuk mengungkap bagaimana kita mencapai kebebasan finansial adalah, “Bagaimana Anda tahu bahwa Anda telah mencapai kebebasan finansial (atau nilai lainnya)?”

    Mungkin jawaban Anda adalah:

    “Saya merasa telah mencapai kebebasan finansial jika saya memiliki pendapatan sebesar Rp….. per bulan.”

    “Saya merasa telah mencapai kebebasan finansial jika saya memiliki saldo Rp….. di rekening bank saya.”

    “Saya merasa telah mencapai kebebasan finansial jika saya memiliki rumah senilai Rp…..”

    Apa sebenarnya yang diukur oleh rule? Rule adalah syarat yang kita tetapkan agar kita bisa merasakan emosi tertentu dalam suatu kondisi. Sebelum syarat itu terpenuhi, emosi tersebut—baik positif maupun negatif—tidak dapat kita alami sepenuhnya.

    Sekarang, coba jawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

    Saya merasa bahagia jika ………………………………………………
    Saya merasa sejahtera jika ………………………………………
    Saya merasa kecewa jika ……………………………………
    Saya merasa cantik/tampan jika …………………………
    Saya merasa pintar jika ……………………………………………….
    Saya merasa dicintai jika ……………………………………………
    Saya merasa sukses jika …………………………………………….

    Berikut adalah contoh rule yang saya dapatkan dari orang-orang di sekitar saya (Catatan: Nama-nama di bawah ini hanyalah ilustrasi, bukan nama yang sebenarnya, jadi mohon maaf jika terdapat kesamaan Nama)

    Helen Merasa Tidak Bahagia

    Salah satu tetangga saya, Helen, pernah berkata, “Saya merasa hidup saya tidak bahagia. Saya frustrasi dan tidak bisa menikmati hidup seperti teman-teman saya.”

    Saat saya mendengar keluhannya, saya menyadari bahwa ada masalah dalam rule yang ia tetapkan tentang “kebahagiaan”. Saya lalu bertanya kepadanya, “Helen, apa syarat bagi Anda untuk merasa bahagia?”

    “Apa maksud Anda?” tanya Helen.

    “Jangan bingung. Coba selesaikan kalimat ini,” jawab saya sambil menyerahkan kalimat yang perlu ia lengkapi: “Saya merasa bahagia jika ……………?”

    Apa jawaban Helen?

    “Saya merasa bahagia jika suami saya ada di rumah setiap malam, anak-anak saya selalu menuruti apa yang saya katakan, dan saya memiliki rumah seperti milik ipar saya.”

    Dari jawaban ini, kita bisa melihat betapa sulitnya bagi dirinya untuk bisa merasa bahagia. Tanpa ia sadari, ia telah menetapkan tiga syarat yang harus terpenuhi agar ia bisa merasa bahagia. Jika salah satu saja dari syarat itu tidak terpenuhi, maka ia tidak akan merasa bahagia.

    Apa saja syaratnya?

    Pertama, suaminya harus ada di rumah setiap malam. Ini adalah hal yang sangat sulit terjadi karena suaminya adalah seorang manajer penjualan yang sering bepergian ke luar kota. Dengan kata “setiap malam”, itu berarti hampir mustahil bagi suaminya untuk memenuhi syarat ini.

    Kedua, anak-anaknya harus selalu menuruti kata-katanya. Ini bisa dikondisikan, tetapi tetap bukan sesuatu yang bisa dijamin terjadi setiap saat.

    Ketiga, ia harus memiliki rumah seperti yang dimiliki iparnya. Ini sangat sulit (saat itu) tercapai karena iparnya adalah orang yang sangat kaya, memiliki rumah besar dengan kolam renang, sementara kondisi keuangan Ms. Helen jauh di bawah iparnya.

    Setelah saya berhasil mengungkap rule yang membuatnya tidak bahagia, saya menawarkan solusi. Saya meminta Helen untuk memodifikasi rule-nya agar lebih mudah terpenuhi. Saya memberikan saran rule yang baru: “Saya merasa bahagia jika saya memutuskan untuk merasa bahagia, kapan saja dan di mana saja.”

    Depresi yang Dirasakan Ferdi

    Saya pernah berbicara dengan sahabat saya, Ferdi. Ia merasa sangat depresi. Saya terus bertanya dan menggali lebih dalam hingga akhirnya menemukan akar permasalahannya: Ferdi sering mengalami kekecewaan dalam hidupnya.

    Saya kemudian mencari tahu rule yang ia tetapkan tentang “kekecewaan”. Apa yang saya temukan?

    Ternyata, rule Ferdi berbunyi: “Saya merasa kecewa jika orang-orang mengkritik ide atau pendapat saya.”

    Lalu saya menggali lebih dalam tentang rule-nya terkait “kritik”. Ferdi menjawab: “Saya merasa dikritik jika orang tidak setuju dengan ide, sudut pandang, atau penjelasan saya.”

    Tidak heran jika Ferdi sering merasa kecewa. Setiap kali ia berbicara dengan seseorang yang memiliki pendapat berbeda dengannya, ia merasa dikritik. Selanjutnya, rule “dikritik” ini akan mengaktifkan rule lainnya, yaitu “kekecewaan”.

    Irma Selalu Merasa Miskin

    Ketika saya bertanya kepada kawan saya, Irma, tentang rule-nya terkait “kekayaan”, ia menjawab: “Saya merasa kaya jika saya memiliki uang sebesar sepuluh miliar rupiah di rekening bank saya.”

    Saya cukup terkejut mendengar rule-nya tentang kekayaan. Lalu saya bertanya, “Dari mana Anda mendapatkan belief bahwa Anda baru bisa merasa kaya jika memiliki sepuluh miliar rupiah?”

    “Karena saya membaca di beberapa buku motivasi yang mengatakan bahwa seseorang bisa dianggap kaya jika memiliki kekayaan minimal sepuluh miliar rupiah,” jawab Irma.

    Apa konsekuensi dari rule ini?

    Selama ia belum berhasil mengumpulkan sepuluh miliar rupiah, ia akan selalu merasa miskin. Dan hal ini akan sangat merugikannya.

    Mengapa hal ini bisa merugikannya?

    Kekayaan berawal dari pola pikir kita sendiri. Selama Irma merasa dirinya miskin, maka ia akan tetap miskin.

    Belajar Lebih dalam dan Terstruktur di Prommunity

    Apa yang telah dijelaskan dalam artikel ini hanyalah sebagian kecil dari konsep yang lebih luas dan mendalam mengenai belief dan rule dalam kehidupan kita. Jika Anda ingin memahami dan menerapkan konsep ini dengan lebih baik dalam hidup Anda, bergabunglah dengan Prommunity. Di sana, Anda akan mendapatkan pembelajaran yang lebih lengkap, terstruktur, dan langsung bisa dipraktikkan untuk meningkatkan kualitas hidup Anda.

    Jangan biarkan belief dan rule yang tidak tepat menghalangi Anda mencapai kebahagiaan dan kesuksesan. Mari bersama-sama belajar dan berkembang di Prommunity!

    < Sebelumnya: Belief Global: Dasar Pemikiran yang Menentukan Arah Hidup Anda

    > Selanjutnya: Makna dan Kekuatan VALUE dalam Hidup Kita

    SUCCESS LIMIT UPGRADE

    E-Training yang kami persembahkan untuk Anda, GRATIS SAMPAI TUNTAS!! Dapatkan juga 2 Audio Terapi Navigasi Pikiran dan 3 Workbook praktek dengan GRATIS TOTAL!!

    Note: Anda juga bisa mendaftar E-Training Gratis ini melalui member kami yang membagikan link web ini

    Artikel Terkait:

    Memahami Kebutuhan Emosional dalam Hubungan: Kunci untuk Keharmonisan

    Dalam perjalanan hidup, kita sering kali dihadapkan pada berbagai...

    Memahami Energi dan Vibrasi: Kunci Menuju Kemakmuran dan Kebahagiaan

    Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali tidak menyadari bahwa...

    Roger Crawford: Membangun Realita Kesuksesan Dalam Kekurangan Fisik

    Dalam perjalanan hidup, kita sering kali dihadapkan pada berbagai...

    Relativitas Waktu: Masa Lalu, Saat Ini, dan Masa Depan Sedang Terjadi SEKARANG!

    Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering terjebak dalam pola pikir...

    Mind Upgrader: Meminta Seolah Sudah Menerima. Bingung? Begini Praktek Kongkretnya!

    Meminta Seolah Sudah MenerimaPernahkah kamu merasa bingung saat berdoa...